Pemimpin Berkarakter
(Mustangin, S.Pd.I)
Assalamu'alaikum
Warahmatullahi Wabarokatuh
Pepatah
Arab mengatakan
Annaasu
‘ala diini mulukihim
“Agama manusia sangat bergantung
pada agama penguasanya”
Hal
ini mengisyaratkan kepada kita semua bahwa tindak tanduk seorang pemimpin
sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakatnya. Tatkala pemimpinnya jujur,
maka akan berdampak kepada system pemerintahan, rakyatnya, dan bangsanya yang
subur dan makmur.
Tapi
hadirin, tatkala pemimpinnya kotor, berjiwa koruptor, kerjaannya hanya molor,
maka ini adalah tanda-tanda kehancuran sebuah bangsa.
Hikaayatu haalihim lighoirihi,
ita’ajjaba bihi ‘ala fi’lihim wa kufrihim
Menceritakan
tentang perilaku seseorang kepada yang lainnya, aneh karena atas perbuatan dan
keingkarannya. Maksudnya, tatkala seseorang telah diberikan contoh yang baik
dalam kehidupannya, tapi ia tidak mau menjelaskan dan mengaplikasikannya dalam
kehidupannya, maka ia termasuk orang yang bodoh.
Kalau
kita tarik dalam dimensi kepemimpinan, sungguh sangat bodoh, tatkala pemimpin
diajarkan oleh Rasulullah tentang bagaimana menjadi pemimpin yang baik, namun
ia ingkar dari ajaran Allah, ia ingkar dari Tujuan Rasulullah, ia ingkar dari
firman-firman Allah, maka orang tersebut termasuk orang yang bodoh.
Dengan
demikian, kita sebagai seorang pemimpin, harus mampu menjadi Ing ngarso sung tulodo, yang mampu
tampil dihadapan masyarakat sebagai teladan dalam setiap perjuangan, bukan
sekedar tut wuri handayani, yang
hanya duduk dibelakang member konsep-konsep perjuangan, memberikan strategi
pemerintahan, tapi ia tidak mau tahu prakteknya dilapangan.
Sedangkan
konsep uswatun hasanaH, dijelaskan
oleh Muh. Nur, MA bahwa konsep tersebut bukan hanya sekedar konsep teoritis,
akan tetapi merupakan konsep realities dan empiris yang telah diajarkan Rasul,
yang telah dicontohkan oleh Rasul daam memimpin Ummatnya, dan itu dikatakan
berhasil, Ummat Islam Berjaya ketika zaman Rasul.
Apabila
hal ini dikaitkan dengan keberadaan para pemimpin sekarang ini dinegara kita,
bagaimana mereka menjalankan roda kepemimpinan.
Maka,
sepertinya kita harus mengelus dada, karena tidak sedikit pemimpin yang ingkar
dari ajaran Allah, tidak sedikit pemimpin yang jauh dari contoh Rasulullah, dan
tidak sedikit pemimpin yang ingkar dari Al-qur’an sebagai firman Allah.
Tatkala
mereka berada dihadapan rakyat, mereka menjelma bagaikan malaikat penebar
Rahmat dan pembawa syafaat.
Tapi
sebaliknya, tatkala mereka ada dibelakang rakyat, mereka menjelma menjadi orang keparat, yang
mengambil hak-hak rakyat, menilap uang-uang rakyat, sampai mencekik leher-leher
rakyat dan sampai rakyat sengsara. Na’udzubillah, tsumma na’udzubillahi min
dzalik…
Untuk
menciptakan clean government dan good government, Kesimpulannya bahwa
1. Akhlaq para pemimpin harus ditata
sesuai dengan akhlaq Rasul
2. Pemimpin harus bisa hadir sebagai
uswatun hasanah yaitu figure yang baik
3. Kita sebagai bangsa Indonesia, harus
mampu berperan serta dalam mewujudkan Indonesia yang berkarakter dengan cara
mengaping roda-roda kepemimpinan.
Sekian
dan demikian. Wassalamu’alaikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar