Diam seribu
bahasa
dalam kubah agung Maya Pada
kulihat patung-patung suci bicara
kudengar nyanyian surga
kuraba dengan hatiku
kesyahduan Fajar yang menyeruak menimang fajar
dalam kubah agung Maya Pada
kulihat patung-patung suci bicara
kudengar nyanyian surga
kuraba dengan hatiku
kesyahduan Fajar yang menyeruak menimang fajar
Bersenjata dingin
menusuk tulang sumsumku
sinar berpendar warna-warni
seleret emas cahaya pagi
tampilkan
karya agung Sang Maha Suci
Lukisan nan Elok dengan kode rahasianya
lewati jendela-jendela kaca mozaik
sisi-sisi kubah di atapnya
serta titik-titik gunung bertaburan di tiap ruang dan sudut alam
segera aku berdo’a dan menghadap-Nya
agar kisah cintaku tak pernah habis disini
Geliat dan gerak
tubuh nyaman dengan hangatnya mentari
Memupuk semangat
dan jati diri tuk mengabdi
Aktifitas
membawaku lebih sejati
Menempa diri di candra muka edukasi
Walau gelisah
membalut hati
Karena Hari
ini ku harus presentasi mencari jati diri
Mentari tak
terasa meluncur menghujam bumi
Tersambut sinar berselendang warna warni
Seleret emas
cahaya sore hari
Kian hening
membawa gulita
Kuremas wajahmu pengetahuan sesosif
Dan kuusapkan dalam jiwaku
Agar kurasakan getar bening rasa cintamu bersama hidupku
Cinta kita
Dalam cita-cita kita
Betapa indah memori-memori itu
Ingin kuhidupkan kembali dari tidurnya
Terasa tanganku masih membelai
Salju-salju yang tengah melayang
Menerpa wajahku
Lewati jendela dapur kita
Begitu sejuk dan penuh harapan
Bayang-bayang pasti menjelang
Bangunan Gerakan Pramuka milik kita
Hanya kita & anak-cucu kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar